Awalnya, dalam akun Twitter @SBYudhoyono berkicau soal kepemimpinan diktator dan tirani. Dalam tweet-nya, ia menyebut bahwa pemimpin yang selalu dianggap benar berpotensi melakukan kepemimpinan seperti itu.
Lalu pada Jumat malam, 28 November 2014, tweet itu seakan "dijawab" Jokowi dalam status Facebook miliknya, Ir H Joko Widodo.
Rupanya, aksi saling sindir ini masih terus berlanjut. SBY pun menyampaikannya dengan mengutip berbagai pepatah.
"Dalam politik, pencitraan itu biasa. Tapi, jika sangat berlebihan
bisa menurunkan kepercayaan rakyat. "Angkuh terbawa, tampan tertinggal"
*SBY*," tulisnya.
Dalam tweet berikutnya, SBY juga menyindir soal bicara yang sepatutnya dilakukan oleh seorang pemimpin serta pencitraan.
""Diam itu emas", jika tidak perlu bicara, diamlah. "Bicara itu
perak", jika harus bicara, bicaralah. Tetapi bermutu & bermanfaat.
*SBY*."
Bahkan, SBY juga memasukkan pepatah 'tong kosong nyaring bunyinya' dalam tweet tersebut.
""Tong kosong nyaring bunyinya". Akan lebih bijak jika tong
yang masih kosong diisi dulu. Isilah dengan pengetahuan &
pengalaman. *SBY*."
sumber: viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar