JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon heran mengapa
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan menaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM). Rencana kenaikan itu dianggap tidak
relevan dengan harga minyak dunia saat ini.
"Asumsi harga BBM di APBN kita sekarang itu 105 dollar AS per barrel,
sementara harga minyak dunia itu hanya 82 dollar AS per barrel.
Harusnya turun dong, kenapa malah naik?" ujar Fadli di Kompleks Parlemen
Senayan, Jakarta, dilansir Kompas.com, Senin (3/11/2014).
Politikus Partai Gerindra itu mencontohkan saat pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga BBM pada awal 2009 silam.
Kebijakan tersebut, kata Fadli, diambil pemerintah saat itu lantaran
harga minyak dunia mengalami kenaikan.
Fadli pun tidak setuju jika alasan pemerintah Jokowi-JK menaikkan
harga BBM adalah karena penggunaannya yang tidak tepat sasaran. "Kalau
alasannya yang pakai bensin bersubsidi tidak tepat sasaran, dari 20
tahun lalu juga ngomong-nya itu, argumentasi rutin saja," ujar Fadli.
Namun, jika memang alasannya demikian, Fadli mengkritik mengapa
pemerintah tidak menyiapkan sistem dan perangkat aturan badan terlebih
dahulu agar BBM bersubsidi tepat sasaran. Ia yakin tanpa persiapan
sistem dan perangkat badan, kekacauan sosial akan terjadi.
"Yang susah rakyat miskin, yang tidak mampu mengejar harga BBM yang
naik. Kan kalau harga BBM naik, harga-harga lain juga naik," ujar dia.
"Kalau saya pribadi, tidak ada keharusan agar BBM naik. Tidak perlu
karena harga minyak dunia itu turun," lanjut Fadli.
sumber: tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar