GRESIK- Puluhan massa mahasiswa, aktivis lembaga
swadaya masyarakat, dan buruh berunjuk rasa di Gresik, Jawa Timur,
Selasa, 25 November 2014. Mereka mendatangi kantor Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) setempat dan menuntut Presiden Joko Widodo
menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Massa yang mengatasnamakan Aliansi Penolakan BBM Naik itu bertelanjang dada, membakar poster dan memaksa masuk gedung Dewan. Upaya mereka dicegah aparat Kepolisian yang berjaga di gedung itu. Massa dan Polisi saling dorong dan bahkan adu pukul.
Gagal memasuki gedung Dewan, massa berorasi. Mereka menilai pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla baru seumur jagung tapi telah membikin rakyat kecewa dan sakit hati. Rakyat, kata mereka, merasa dikhianati dengan dinaikkannya harga BBM.
Kartu-kartu sakti yang diklaim sebagai solusi kenaikan BBM, menurut mereka, tidak bisa menjamin masyarakat hidup sejahtera. Soalnya harga barang dan kebutuhan pokok menjadi semakin mahal sehingga dan menciptakan angka kemiskinan baru. Kartu sakti juga malah menjadikan rakyat bermental menjadi peminta-minta.
Massa juga menganggap janji pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang pro rakyat adalah omong kosong belaka. Mereka kukuh meminta Presiden segera menurunkan kembali harga BBM.
Ghani, koordinator aksi unjuk rasa itu, meminta Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengingat kembali janji- janji mereka waktu kampanye. Dia mendesak pemerintah mencabut keputusan kenaikan BBM, menyetabilkan harga sembako di pasaran, dan memaksa DPRD Gresik mendorong DPR RI menggunakan hak interpelasi terhadap pemerintah.
Usai menyampaikan aspirasinya, massa menggelar aksi teaterikal salat jenazah. Itu sebagai simbol matinya pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang tidak berpihak pada rakyat miskin.
Massa yang mengatasnamakan Aliansi Penolakan BBM Naik itu bertelanjang dada, membakar poster dan memaksa masuk gedung Dewan. Upaya mereka dicegah aparat Kepolisian yang berjaga di gedung itu. Massa dan Polisi saling dorong dan bahkan adu pukul.
Gagal memasuki gedung Dewan, massa berorasi. Mereka menilai pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla baru seumur jagung tapi telah membikin rakyat kecewa dan sakit hati. Rakyat, kata mereka, merasa dikhianati dengan dinaikkannya harga BBM.
Kartu-kartu sakti yang diklaim sebagai solusi kenaikan BBM, menurut mereka, tidak bisa menjamin masyarakat hidup sejahtera. Soalnya harga barang dan kebutuhan pokok menjadi semakin mahal sehingga dan menciptakan angka kemiskinan baru. Kartu sakti juga malah menjadikan rakyat bermental menjadi peminta-minta.
Massa juga menganggap janji pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang pro rakyat adalah omong kosong belaka. Mereka kukuh meminta Presiden segera menurunkan kembali harga BBM.
Ghani, koordinator aksi unjuk rasa itu, meminta Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengingat kembali janji- janji mereka waktu kampanye. Dia mendesak pemerintah mencabut keputusan kenaikan BBM, menyetabilkan harga sembako di pasaran, dan memaksa DPRD Gresik mendorong DPR RI menggunakan hak interpelasi terhadap pemerintah.
Usai menyampaikan aspirasinya, massa menggelar aksi teaterikal salat jenazah. Itu sebagai simbol matinya pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang tidak berpihak pada rakyat miskin.
sumber: viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar