JAKARTA- Mayoritas DPD I dan DPD II Partai Golkar diklaim mendukung Aburizal
Bakrie (Ical) kembali memimpin partai untuk lima tahun mendatang. Bukan
tanpa sebab, mereka memberikan dukungan dan memberikan kesempatan untuk
sekali lagi bagi Ical menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar.
Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan, DPD I dan DPD II menginginkan agar partai berlambang beringin ini tetap berada dalam Koalisi Merah Putih (KMP) dengan solid. Dan hal itu dapat terwujud bila Ical kembali memimpin Partai Golkar.
"Kalau DPD I dan DPD II, dukungan itu berbasis pada keinginan agar Golkar tetap berada di KMP. Jadi mereka benar-benar merasakan Golkar bisa memainkan peran penting dalam hal ini berperan sebagai penyeimbang dalam konstelasi koalisi KMP sekarang ini, dan itu dirasakan betul oleh mereka," kata Tantowi di lokasi Munas IX Golkar, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11).
Sebabnya, lanjut Tantowi, memang sudah saatnya sistem presidensial disederhanakan dan tidak kompatibel dengan multi partai. Diakui dia, dari pilpres hingga saat ini, dirasakan betul adanya dua blok yang saling berhadapan. Yakni pemerintah dan kedua parlemen yang berfungsi sebagai pengawas.
"Akibat pilpres kemarin terlihat blok itu, sekarang ada nyata, pemerintah punya kekuatan penyeimbang yang konstruktif. Mereka sangat khawatir Golkar tidak ada di KMP kalau dipimpin bukan sama Pak Ical. Dengan sendirinya nasib KMP jadi kurang cerah," jelas Tantowi.
"Bukan sekedar ada 91 kursi akan lari di DPR, memang selama ini ide dan pemikiran Pak Ical terbukti mewarnai ide dan gagasan KMP," tutupnya.
Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan, DPD I dan DPD II menginginkan agar partai berlambang beringin ini tetap berada dalam Koalisi Merah Putih (KMP) dengan solid. Dan hal itu dapat terwujud bila Ical kembali memimpin Partai Golkar.
"Kalau DPD I dan DPD II, dukungan itu berbasis pada keinginan agar Golkar tetap berada di KMP. Jadi mereka benar-benar merasakan Golkar bisa memainkan peran penting dalam hal ini berperan sebagai penyeimbang dalam konstelasi koalisi KMP sekarang ini, dan itu dirasakan betul oleh mereka," kata Tantowi di lokasi Munas IX Golkar, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11).
Sebabnya, lanjut Tantowi, memang sudah saatnya sistem presidensial disederhanakan dan tidak kompatibel dengan multi partai. Diakui dia, dari pilpres hingga saat ini, dirasakan betul adanya dua blok yang saling berhadapan. Yakni pemerintah dan kedua parlemen yang berfungsi sebagai pengawas.
"Akibat pilpres kemarin terlihat blok itu, sekarang ada nyata, pemerintah punya kekuatan penyeimbang yang konstruktif. Mereka sangat khawatir Golkar tidak ada di KMP kalau dipimpin bukan sama Pak Ical. Dengan sendirinya nasib KMP jadi kurang cerah," jelas Tantowi.
"Bukan sekedar ada 91 kursi akan lari di DPR, memang selama ini ide dan pemikiran Pak Ical terbukti mewarnai ide dan gagasan KMP," tutupnya.
sumber: merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar