MELAWI- Seks pra nikah di kalangan pelajar ternyata
bukan hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia, kondisi serupa juga
sudah melanda hampir sebagian besar pelajar di Kabupaten Melawi, bukan
hanya di tingkat SMA namun juga pada pelajar SMP.
“Dari hasil penelusuran yang kami lakukan, memang hasilnya cukup
mencegangkan, sejumlah pelajar banyak yang terlibat dalam seks pra
nikah, mulai dari SMA sampai tingkat SMP,” kata kepala dinas kesehatan Melawi Simson belum lama ini.
Simson mengatakan, fenomena itu tentu saja sangat mengejutkan. Bukan
hanya akan menimbulkan permasalahan sosial, namun juga bisa menjadi
penyumbang angka kematian ibu dan anak. Karena sedikit mereka yang
kemudian mengalami hamil, sementara usianya masih rlatif muda.
“Resiko kehamilan untuk usia dini ini sangat besar, apalagi kalau
mereka hamilnya tidak diinginkan, karena akan ada upaya sang ibu untuk
menggugurkan dengan obat-obatan atau bahan ramuan dari jamu, nah ini
resikonya sangat besar,” kata Simson.
Untuk menanggulangi persoalan tersebut, kata Simson, pihaknya sudah
memberikan penanganan kesehatan reproduksi remaja yang dilakukan di
puskesmas. Di sana mereka bisa berkonsultasi dan memeriksakan kesehatan
yang berkaitan dengan reporduksi.
“Sasarannya ini memang kalangan pelajar yang mengalami hamil dini,
atau persoalan reproduksi. Karena memang mohon maaf, untuk Kabupaten Melawi ini angka kehamilan dini untuk anak sekolah sedikit mengalami peningkatan,” katanya.
Kepala puskesmas Nanga Pinoh, Sien Setiawan mengakui ada trend
peningkatan kehamilan dini di kalangan pelajar. Untuk itu pihaknya kini
menyediakan klinik remaja di puskesmas yang dimpimpinnya.
“Sebenarnya klinik remaja ini sudah ada sejak lama, namun fakum
karena mungkin masyarakat masih malu, namun sekarang ini sudah mulai ada
yang memanfaatkannya. Baik melalui SMS ataupun inbok di facebook,” kata
Sien.
Kata Sien, bagi remaja yang mengalami persoalan ini seharusnya tidak
perlu khawatir. Sebab klinik tersebut akan menjamin kerahasiaan. Selain
itu mereka akan siap memberikan pelayanan maksimal tanpa dipungut
biaya.
“Kalau untuk USG bisa di tempat praktek saya, tidak jadi masalah,
kalau untuk kebutuhan susu juga akan kita cukupi, jadi jangan khawatir,
apalagi sekarang kan sudah ada BPJS, itu bisa dimanfaatkan,” tandasnya.
Bukan hanya persoalan kesehatan saja, klinik remaja tersebut juga
bisa dimanfaatkan untuk konsultasi pada persoalan mental, sehingga
mereka bisa lebih percaya diri ketika hadir di tengah-tengah masyarakat.
“Sebab pada umumnya kehamilan yang tidak diinginkan ini kadang akan
mendapat pandangan negatif dari lingkungan sekitarnya, dan ini akan
berpengaruh juga pada psikologi mereka, nah kita siap untuk menerima
konsultasi masalah ini,” jelasnya.
sumber: tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar